Resume KWN:
BRUNAI DARUSALAM SEBELUM DAN SESUDAH
MERDEKA DAN HUBUNGAN KESEJAHTRAAN DENGAN NEGARA-NEGARA
YANG PERNAH MENJAJAH SERTA MANAJEMEN
KEPEMERINTAHANNYA
MATA PELAJARAN
KEWARGANEGARAAN
SMA NEGERI 1 BAHODOPI
KABUPATEN
MOROWALI
TAHUN PELAJARAN
2014/2015
A. Sejarah Awal Negara Brunai Darusalam
Sebelum mengalami penjajahan, Brunei
merupakan sebuah kerajaan yang sangat besar. Wilayahnya mencakup bagian utara
Kalimantan hingga Filipina bagian selatan. Brunei tumbuh sebagai kerajaan yang
sangat kuat dan mengalami kejayaan pada abad keempat belas hingga abad keenam
belas. Sayangnya, puncak kejayaan tersebut tidak dapat berlangsung lama karena
adanya pengaruh kebudayaan dari bangsa Eropa. Pengaruh budaya tersebut secara
tidak langsung telah mengikis rasa kebangsaan di dalam diri masyarakat Brunei
saat itu, akibatnya banyak terjadi perpecahan di tingkat regional.
Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh para
penjajah untuk menyerang Brunei dan menjadikannya sebagai daerah koloni.
Awalnya, Burnei memang cukup tangguh dalam menghadapi para penjajah tersebut.
Serangan Spanyol ke kawasan tersebut berhasil dipatahkan oleh pasukan Brunei,
namun kondisi internal Brunei yang semakin carut marut membuatnya menjadi
rapuh. Banyaknya perselisihan antar para bangsawan, perebutan kekuasaan hingga
pembagian wilayah untuk para pangeran membuat kerajaan tersebut mudah untuk
dipecah belah.
Kondisi tersebut diperparah dengan
hilangnya sebagian kekuasaan Brunei yang diakibatkan oleh pengkhianatan Rajah
Putih dari Sarawak. Brunei menjadi semakin mengecil dan memisah menjadi dua
bagian. Kekuasaannya pun tak lagi berlangsung lama, Brunei akhirnya takluk
ditangan Inggris. Wilayah yang tadinya seluas Kalimantan Utara dan Filipina
Selatan, kini menjadi kecil mungil sebagaimana yang ada saat ini.
Tulisan ini akan membahas tentang
sejarah keberadaan Kesultanan Brunei atau yang biasa dikenal dengan nama Brunei
Darussalam. Untuk memudahkan dalam pembahasan, tulisan ini akan membagi sejarah
Brunei kedalam tiga bagian; (1) Era Pra-Kesultanan (Sebelum Abad ke-14), (2)
Era Kesultanan Brunei (1370-1843), dan (3) Era Penjajahan Inggris (1847-1984).
B. Era Pra-Kesultanan
Sejarah Brunei sebelum era kesultanan
tidak banyak diketahui. Hal ini terjadi mengingat minimnya informasi dan
bukti-bukti sejarah yang menceritakan terkait masalah kehidupan dan kondisi
pemerintahan di Brunei saat itu. Banyak ahli sejarah yang menyakini bahwa
sebelum era kesultanan yang ada saat ini, Brunei telah memiliki suatu sistem
pemerintahan tersendiri.
1. Kerajaan Vijayapura
Keyakinan ini didasari
oleh berbagai sumber dari kerajaan China dan Nusantara yang menyebutkan bahwa
pada masa itu telah ada sebuah kerajaan yang mengelola kawasan Brunei. Sumber
dari kerajaan Sriwijaya menyebutkan bahwa pada abad ke-7 di bagian barat laut
Kalimantan terdapat sebuah kerajaan yang bernama Vijayapura. Kerajaan
Vijayapura ini berhasil ditaklukkan dibawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya yang
berlokasi di pulau Sumatera. Namun bukti arkeologi menunjukkan bahwa kerajaan
tersebut berada dibawah pengaruh kerajaan China, ini diperlihatkan dari
penemuan koin logam China yang terbit pada abad ketujuh di sekitar Brunei.
2. Kerajaan Po-ni
Sayangnya referensi
terkait dengan kehidupan kerajaan ini masih sangat terbatas sehingga tidak
banyak diketahui bagaimana kinerjanya. Jika ditinjau dari aspek nama, kerajaan
tersebut bercorak Hindu dan mirip dengan sebuah daerah yang ada di India. Namun
seberapa kuat pengaruhnya saat itu belum diketahui.
Sumber kuno lain
menyebutkan bahwa pada abad ke-10, kawasan tersebut dikuasai oleh sebuah
kerajaan yang bernama Po-ni. Kerajaan Po-ni ini telah melakukan kontak dengan
Dinasti Song yang ada di China dan beberapa kali melakukan hubungan dagang
dengan Dinasti Song. Teks sejarah dari Dinasti Song dan bukti arkeologi
menunjukkan bahwa kerajaan Po-ni sangat dipengaruhi oleh peradaban Hindu
seperti yang ditularkan oleh kerajaan Hindu yang terletak di pulau Jawa dan
Sumatera. Sistem penulisan yang digunakan menganut naskah Hindu Jawa dan
Sumatera, bukan Hindu India. Ini menunjukkan bahwa kerajaan Po-ni tidak
memiliki hubungan yang erat dengan kerajaan India.
Selanjutnya, dalam
kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Prapanca pada tahun 1365 menyebutkan
bahwa kerajaan tersebut takluk dibawah kerajaan Majapahit. Dalam versi Negarakertagama, kerajaan
yang ditaklukkan oleh Majapahit tersebut bernama Berune. Namun diperkirakan
bahwa penaklukan yang dilakukan oleh Majapahit tersebut tidak lebih dari
hubungan simbolis. Disebutkan bahwa setiap tahunnya, kerajaan Berune
mengirimkan minuman yang terbuat dari buah pinang sebagai upeti kepada kerajaan
Majapahit.
Hubungan kerajaan
Po-ni dengan kawasan lain juga semakin berkembang. Pada tahun 1370-an, kerajaan
ini menjalin hubungan dengan Dinasti Ming yang ada di China. Hubungan kedua
kerajaan diperkirakan sangat akrab, hal ini diperlihatkan dengan adanya
kunjungan penguasa Po-ni, Ma-na-jih-chia-na ke ibukota Nanjing pada tahun 1408
dan meninggal dunia disana. Sejak saat itu kehidupan kerajaan Po-ni tidak
banyak diketahui karena pada tahun 1424, Kaisar Hongxi dari Dinasti Ming
menghentikan program maritimnya sehingga sejak saat itu tidak ada lagi catatan
terkait kerajaan Po-ni.
C. Era Kesultanan
Diceritakan bahwa menjelang kehancuran
Dinasti Yuan, China mengalami kekacauan yang sangat parah. Kondisi ini memaksa
banyak orang China melarikan diri. Orang-orang yang tinggal di sepanjang
pesisir Fujian juga turut melarikan diri dengan dipimpin oleh Ong Sum Ping.
Mereka melarikan diri ke arah timur Kalimantan dan masuk ke salah satu sungai
disana. Saat itu sempat terjadi kecelakaan yang membuat salah seorang anggota
kehilangan lengannya. Konon, orang-orang Melayu yang tinggal disekitar sungai
melihatnya dan akhirnya menamai sungai tersebut dengan nama Kinabatangan karena
menjadi lokasi hilangnya lengan salah seorang anggota tersebut.
Ong Sum Ping dan para pelarian lainnya
mulai mendirikan pemukiman dan membangun di sekitar sungai Kinabatangan.
Ternyata pembangunan yang dilakukan oleh Ong Sum Ping memiliki dampak yang
sangat besar bagi kehidupan disana. Kawasan tersebut mengalami peningkatan
kemakmuran dan kesejahteraan. Kondisi ini membuat Ong Sum Ping diangkat sebagai
pemimpin di kawasan tersebut. Orang Melayu memberinya gelar sebagai Raja
sedangkan orang China memberinya gelar “Chung Ping” yang berarti Jenderal.
1. Sultan Muhammad Shah
Kawasan tersebut
awalnya dikuasai oleh Kesultanan Brunei, namun karena adanya invasi dari
Kesultanan Sulu, kawasan tersebut menjadi tidak terurus. Kekuasaan Kesultanan
Brunei pun hanya terbatas pada bagian utara Kinabatangan, sementara kawasan
lainnya tidak dapat dikontrol karena adanya perebutan kekuasaan diantara sesama
penduduk melayu lokal. Keberhasilan Ong Sum Ping tersebut membuat Sultan
Brunei, Muhammad Shah yang saat itu baru naik tahta menjadi tertarik untuk
menyatukan kekuasaan dengan Ong Ping.
Penyatuan kekuasaan
tersebut ditandai dengan pernikahan antara Putri Sultan dengan Ong Sum Ping.
Pernikahan tersebut membuat Ong Sum Ping mendapat gelar Maharaja Lela. Selain
itu, Muhammad Shah juga menikahkan saudaranya, Sultan Ahmad dengan adik
perempuan Ong Sum Ping yang kemudian mendapat gelar Putri Kinabatangan. Kedua
pernikahan ini memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan Kesultanan
Brunei.
Dengan bantuan Ong Sum
Ping dan militer China, Kesultanan Brunei berhasil mengusir invasi dari
Kesultanan Sulu dan terhindar dari kehancuran total. Pengaruh Ong Sum Ping di
Brunei ternyata sangat besar da berdampak pada pertumbuhan China di Brunei.
Hampir di setiap kota dan desa di Brunei telah dibangun perkampungan China dan
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan disana. Salah satu kota peninggalan
China yang masih ada saat ini adalah keberadaan kota Kinabalu yang menjadi
sentra pemukiman China.
2. Sultan Abdul Majid Hassan
dan Sultan Ahmad
Pada tahun 1402,
Sultan Muhammad Shah meninggal dunia dan digantikan oleh anaknya, Sultan Abdul
Majid Hassan. Adapun Ong Sum Ping diangkat sebagai Bupati. Namun pemerintahan
Abdul Majid Hassan ternyata tidak berlangsung lama. Pada tahun 1406, Sultan
Abdul Majid Hassan meninggal dunia. Pasca kepergiannnya, Brunei mengalami
kebuntuan politik dan vacum
of power selama dua tahun.
Pada masa ini terjadi perebutan kekuasaan diantara para bangsawan dan dimenangi
oleh Sultan Ahmad, saudara Sultan Muhammad Shah yang juga adik ipar Ong Sum
Ping.
Pada masa ini, Ong Sum
Ping telah memasuki usia lanjut. Dia mengirimkan seorang diplomat dan dikawal
oleh pasukan menuju ke China untuk memberitahu kepada Kaisar Yong Le dari
Dinasti Ming tentang kondisi Brunei dan rencana kepulangan Ong Sum Ping ke
China. Kaisar Yong Le senang dan melakukan penyambutan besar atas
kedatangannya. Ong Sum Ping akhirnya meninggal dunia dan dimakamkan di China.
Kekuasaan Ong Sum Ping di Brunei dilanjutkan oleh anaknya, Awang. Dia berhasil
menjalankan kekuasaan politik dengan baik dan memiliki legitimasi yang kuat
karena membawa nama besar ayahnya. Cerita tentang Awang selanjutnya tidak
banyak diketahui.
Begitu besarnya peran
Ong Sum Ping terhadap Brunei membuat banyak masyarakat Brunei yang mempercayai
bahwa Ong Sum Ping merupakan salah satu pendiri Kesultanan Brunei. Namun
pandangan tersebut tidak disepakati oleh kalangan Kesultanan karena Sultan
menganut asas Melayu, Islam dan Beraja. Meskipun demikian, Kesultanan masih
sangat menghormati Ong Sum Ping. Hal ini ditunjukkan dengan pemberian nama
jalan Ong Sum Ping di Ibukota Bandar Seri Begawan dan pembuatan museum yang
berisi artefak Ong Sum Ping.
3. Sultan Syarif Ali
Kembali ke masalah
Kesultanan. Sementara itu, Sultan Ahmad menikahkan putrinya dengan Sultan Syarif
Ali, seorang pria yang berasal dari Semenanjung Arab dan masih termasuk kerabat
Nabi Muhammad. Sultan Syarif Ali inilah yang akhirnya menjadi Sultan setelah
Sultan Ahmad.
Dibawah kepemimpinan
Sultan Syarif Ali, Brunei mengalami kemajuan yang sangat baik. Kesultanan
Brunei mulai melakukan ekspansi secara bertahap dan melakukan perluasan
pengaruh ke beberapa negara. Kemajuan Brunei semakin pesat dengan jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511. Sistem monopoli yang diterapkan oleh
Portugis membuat sebagian besar pedagang mengalihkan perdagangannya ke
pelabuhan Brunei. Banyaknya pedagang muslim yang masuk ke Brunei membuat
pertumbuhan Islam di Brunei berlagsung dengan sangat cepat.
Satu hal yang penting
untuk dicatat adalah Kesultanan Brunei menganut sistem Thalassocracy, sebuah
sistem dimana fungsi Kesultanan bukanlah untuk mengendalikan kepemilikan tanah
tetapi mengendalikan perdagangan. Masyarakat menganut sistem hierarkis dimana
Sultan sebagai pucuk pemimpinnya. Kekuasaan Sultan terbatas dan diawasi oleh
sebuah Dewan yang memiliki fungsi mengatur dan mengadakan suksesi Sultan.
4. Sultan Bolkiah
Kesultanan Brunei
mengalami kejayaan pada masa Sultan Bolkiah. Pada masa ini kekuasaan Brunei
semakin meluas dari Serawak, Sabah, Kepulauan Sulu hingga ujung barat laut
Kalimantan. Pengaruh Sultan juga menyebar hingga ke Filipina dan memasukkan
Teluk Manila kedalam koloninya. Selain itu Sultan juga menjalin hubungan yang
baik dengan Raja di Jawa dan Malaka. Kemakmuran ini dinikmati oleh semua rakyat
Brunei, hampir semua rakyat memiliki rumah kayu yang berdiri diatas air, sebuah
simbol kehidupan megah pada masa itu.
Pada tahun 1521,
Antonio Pigafetta, seorang navigator dalam ekspedisi Ferdinand Magellan menjadi
orang Eropa pertama yang mengunjungi Brunei. Dalam perjalanannya, Pigafetta
menggambarkan Brunei sebagai sebuah kota yang sangat menakjubkan. Setiap tamu
besar yang akan bertemu dengan Sultan selalu diantar menggunakan Gajah dengan
tempat duduk yang berlapiskan kain sutra. Penduduk istana menggunakan pakaian
yang terbuat dari kain sutera bersulam emas, dihiasi dengan mutiara dan
memiliki banyak cincin dari batu mulia.
Para pengunjung juga
disuguh makanan menggunakan piring porselen, sebuah alat makan yang begitu
megah pada masa itu. Istana sultan juga dikelilingi oleh tembok batu bata yang
dilengkapi oleh tiang kuningan dan meriam besi. Era kemakmuran berlangsung
hingga Sultan kesembilan yakni Sultan Hassan.
Setelah berakhirnya
kepemimpinan Sultan Hassan, Brunei kehilangan sosok pemimpin dan mengalami
penurunan. Penurunan tersebut disebabkan oleh berbagai hal. Diantaranya adalah
pengaruh kekuasaan Eropa yang begitu menonjol di daerah, banyaknya terjadi
perebutan kekuasaan di antara kaum bangsawan, kemunduran sistem perdagangan
tradisional, serta perpecahan diantara Kesultanan di Asia Tenggara.
D.
Proses Kemerdekaan Brunei Darusalam
Pada tahun 1959, Brunei mengeluarkan sebuah konstitusi baru
yang menyatakan pembentukan pemerintahan sendiri, sedangkan urusan luar negeri,
pertahanan dan keamanan tetap menjadi milik Britania Raya yang diwakili oleh
Komisaris Tinggi. Sebenarnya Brunei sudah berusaha untuk menggunakan sistem
badan legislatif terpilih yang diwakili oleh partai politik, namun usaha
tersebut gagal akibat pemberontakan yang dilakukan oleh partai oposisi, Partai
Rakyat Brunei pada tahun 1962. Pemberontakan bersenjata tersebut berhasil
digagalkan oleh pasukan bersenjata Inggris.
Pada awal tahun 1960-an, Brunei mendapat tawaran untuk
bergabung dengan Malaysia, negara tetangga yang baru saja merdeka. Namun
tawaran tersebut ditolak, Sultan tetap memutuskan untuk membentuk Brunei
sebagai negara yang terpisah dari Malaysia. Pada tahun 1967, Sultan Omar Ali
Saifuddin turun takhta dan digantikan anak sulungnya, Sultan Hassanal Bolkiah.
Sementara itu mantan Sultan Omar Ali Saifuddin menjabat sebagai menteri
pertahanan dan mengambil gelar “Seri Begawan”.
Pada tahun 1970, Ibukota Brunei Town berubah nama menjadi
Bandar Seri Begawan dengan tujuan untuk menghormati jasa Sultan Omar Ali
Saifuddin. Sembilan tahun kemudian, Brunei dan Inggris menandatangani
perjanjian baru berupa Perjanjian Kerjasama dan Persahabatan. Barulah pada
tanggal 1 Januari 1984 Brunei memperoleh kemerdekaannya secara penuh.
E.
Hubungan Kesejahtraan Brunai darusalam Dengan Negara Yang Pernah
Menjajahnya
Ekspedisi yang dilakukan oleh Ferdinand Magellan tersebut
menjadi titik tolak dinamika hubungan antara Brunei dengan bangsa Eropa.
Diantara beberapa bangsa Eropa yang menjalin hubungan dengan Brunei, dapat
dikatakan bahwa Portugis merupakan satu-satunya yang tidak banyak membuat
masalah.
Hubungan Brunei dengan Portugis cenderung hangat dan tidak
terlalu banyak masalah, keduanya hanya fokus pada masalah perdagangan dan
ekonomi. Portugis tidak terlalu banyak mencampuri urusan dalam negeri Brunei
dan cenderung bersahabat dengan Sultan. Namun bukan berarti keduanya sama
sekali tidak memiliki masalah. Beberapa kali tercatat insiden yang melibatkan
keduanya seperti saat tahun 1536 Portugis melakukan penyerangan terhadap muslim
di Maluku, Sultan marah dan melakukan pengusiran terhadap Duta Besar Portugis.
Portugis juga sempat beberapa kali bentrok dengan Brunei
karena dalam beberapa peperangan, pihak Kesultanan seringkali ikut membantu
musuh dalam melawan Portugis. Para pedagang Brunei juga sering dianggap
melanggar perjanjian karena melakukan aktivitas perdagangan di kawasan Ligor
dan Siam. Namun konflik yang terjadi diantara keduanya hanyalah berupa insiden
berskala kecil dan dapat dengan cepat mereda.
F. Manajeman Kepemerintahan Negara Brunei
Darusalam
Kerajaan Brunei Darussalam adalah
negara yang memiliki corak pemerintahan monarki absolut dengan Sultan
yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merangkap sebagai
Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan
dan beberapa Menteri. Dalam monarki absolut, kekuasaan pemimpin tidak
terbatas. Sultan Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam wangsa yang
sama sejak abad ke-15, ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei. Baginda
dinasihati oleh beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri, walaupun baginda
secara berkesan merupakan pemerintah tertinggi.
Brunei juga merupakan negara
kesatuan, dimana pemerintah pusat adalah yang tertinggi. Selain itu Brunei
menganut Kesultanan Konstitusional, yang artinya kekuasaan kesultanan dibatasi
oleh Undang-Undang atau konstitusi. Brunei tidak memiliki dewan legislatif,
namun pada bulan September 2000 sultan bersidang untuk menentukan parlemen yang
tidak pernah diadakan sejak 1984, namun parlemen ini hanya bertugas menasehati
sultan saja, karena pemerintahan mutlak berada pada sultan (unikameral).
1.
Sifat Dasar
Konstitusi Brunei Darussalam
Konstitusi Brunei Darussalam merupakan bentuk
salah satu batu fondasi untuk sukses menjalankan pemerintah Brunei. Situasi politik di Brunei didominasi oleh Konstitusi Brunei yang diadopsi
pada tahun 1959. Brunei Konstitusi merupakan salah satu konstitusi tertulis di
dunia. Dirumuskan dan diadopsi saat masih brunei protektorat Inggris,
Konstitusi Brunei sebagian besar dipengaruhi oleh British Common Law. Hukum
Islam tanah, tradisi dan adat istiadat, terutama yang malay, juga tergabung
dalam Konstitusi Brunei.
Konstitusi Brunei sejak awal telah diberikan
mayoritas kekuasaan kepada raja yang berkuasa, Sultan Brunei. Sultan bertindak sebagai Kepala Negara Brunei Brunei menurut Undang-Undang
Dasar 1959 dan diberi otoritas tunggal atas kekuasaan eksekutif. Dia dibantu
oleh lima badan atau dewan penasihat.
Hukum yang dirumuskan oleh brunei Konstitusi
memberikan kekuasaan kepada Komisaris Tinggi Inggris karena status negara
sebagai protektorat Inggris.Amandemen Konstitusi pada tahun 1971 Brunei
mengurangi otoritas pemerintah Inggris atas Brunei. Amandemen lebih lanjut,
setelah kemerdekaan negara menuju perumusan hukum dan kebiasaan baru yang
menjadi bagian dari Konstitusi Brunei.
2.
Legislatif Brunei
Darussalam
Di bawah konstitusi tahun 1959 ada sebuah
Dewan Legislatif dipilih, atau Majlis Masyuarat Negeri, tetapi hanya satu
pemilihan umum yang pernah diselenggarakan, pada tahun 1962. Segera setelah itu pemilu, majelis dibubarkan setelah deklarasi keadaan
darurat, yang melihat pelarangan Partai Rakyat Brunei. Pada tahun 1970 Dewan
diubah menjadi badan yang ditunjuk oleh Keputusan Sultan. Pada tahun 2004
Sultan mengumumkan bahwa parlemen berikutnya, lima belas dari 20 kursi akan
terpilih. Namun, tidak ada tanggal untuk pemilihan sudah ditetapkan. Para Dewan
Legislatif saat ini terdiri dari 20 anggota yang ditunjuk, dan hanya memiliki
kekuatan konsultatif. Meskipun tidak ada pemilihan, partai hukum berikut ada :
a.
Brunei National Solidarity Party (PPKB)
Partai Solidaritas Nasional Brunei (PPKB)
b.
Brunei People's Awareness Party (PAKAR) Brunei Partai Kesadaran
Rakyat ( PAKAR)
c.
National Development Party (Brunei) (NDP) Partai Pembangunan
Nasional ( Brunei) (NDP)
d.
United Democratic Movement (Brunei) (PPGD) United Democratic
Movement (Brunei) (PPGD)
Mantan pihak
meliputi:
a.
Brunei National Democratic Party (BNDP) Partai Demokratik Nasional
Brunei (BNDP)
b.
Brunei People's Party (Parti Rakyat Brunei) Partai Rakyat Brunei
Ringkasan komposisi
Brunei Dewan Legislatif
a.
Anggota Kursi
b.
Anggota diangkat oleh Sultan 29
c.
Total 29
3.
Eksekutif Brunei Darussalam
Politik Brunei terjadi dalam rangka sebuah
monarki absolut, di mana Sultan Brunei adalah kedua kepala negara dan kepala
pemerintahan. Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh pemerintah. Brunei memiliki
Dewan Legislatif dengan 20 anggota yang ditunjuk, yang hanya memiliki tugas
konsultatif. Brunei 1959 di bawah konstitusi, Yang Mulia Paduka Seri Baginda
Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah, adalah kepala negara dengan
penuh kekuasaan eksekutif, termasuk kekuasaan darurat sejak tahun 1962. Peran Sultan
diabadikan dalam filsafat nasional dikenal sebagai Melayu Islam Beraja (MIB),
atau malay Islam Monarki. Negeri ini telah di bawah hipotetis darurat militer
sejak pemberontakan yang terjadi di awal 1960-an dan ditumpas oleh Inggris
pasukan dari Singapura.
Unsur atau sila ketiga daripada dasar negara
MIB adalah Beraja artinya Brunei merupakan negara kerajaan (monarki) yang
dipimpin oleh seorang raja secara absolut. Dalam konteks kebudayaan Melayu,
rakyat telah menyerahkan haknya secara bulat kepada raja untuk memerintah.
Tentunya raja harus dapat menjalankan amanat tersebut yang tidak hanya
diberikan oleh rakyatnya tetapi juga dari Allah SWT untuk membawa rakyat kepada
kesejahteraan dan kemakuran. Sehingga muncullah pribahasa dalam perspektif adat
yang mengatakan ”Raja tidak zalim, rakyat pantang menderhaka kepada raja” dan
”Raja wajib adil, rakyat wajib taat” dari perspektif agama.
4.
Dalam konteks Beraja dalam MIB ini,
Sultan memiliki 6 kedudukan:
a.
Raja sebagai payung Allah di muka bumi
b.
Raja sebagai pemimpin tertinggi Agama Islam
c.
Raja sebagai kepala Negara
d.
Raja adalah kepala pemerintahan
e.
Raja sebagai pemimpin tertinggi adat istiadat
f.
Raja sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata
Dibandingkan dengan kerajaan atupun negara
lain di dunia, kedudukan Sultan tersebut lebih kuat dan telah diwariskan secara
lama secara turun-temurun.
Ketiga unsur atau sila dalam MIB tersebut
adalah merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Belumlah dapat dikatakan nasionalisme seseorang rakyat Brunei dinilai
baik kalau tidak mengakui salah satu daripadanya seperti hanya mengakui Melayu
dan Islam tapi tidak mengakui Beraja.
Raja Brunei dalam sejarahnya telah berhasil
menunaikan kewajibannya dengan baik yang menjadi hak rakyat. Oleh sebab itu,
rakyat juga dituntut untuk menunaikan kewajibannya kepada raja yang menjadi hak
seorang Raja yaitu taat dan setia serta mendukung kebijakannya yang sesuai
dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Dalan sistem Beraja terdapat 3 unsur yaitu: raja, pemerintahan dan
rakyat. Raja akan dihormati dan dicintai apabila pemerintahan dapat menjalankan
fungsinya dengan baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan
sendirinya rakyat kemudian akan menunjukkan kesetiaannya kepada raja.
Pemerintah hendaknya dapat menjalankan roda administrasi dengan baik agar
pembangunan berjalan dengan berhasil. Hal inilah yang sebenarnya dituntut oleh
Agama Islam yaitu pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan Umat Islam sehingga
dapat menunaikan kewajibannya baik fardhu ain maupun kifayah.
Berdasarkan pengalaman sejarah Melayu Brunei,
Raja telah bertindak secara adil dan bijaksana sehingga tidak ada alasan bagi
rakyat Brunei menolak kedaulatan raja. Raja telah memberikan tanggungjawabnya
kepada rakyat dengan penuh amanah. Kepedulian raja terhadap keperluan umat
Islam dibuktikan dengan pendirian berbagai perangkat hukum Islam dan lembaga
keuangan Islam.
Pertahanan Keamanan Brunei mengandalkan
perjanjian pertahanan dengan Inggris di mana terdapat pasukan Gurkha yang
terutama ditempatkan di Seria. Jumlah pertahanan keamanannya lebih kecil bila
dibandingkan dengan kekayaannya dan negara negara tetangga. Secara teori,
Brunei berada di bawah pemerintahan militer sejak pemberontakan yang terjadi
pada awal dekad 1960-an. Pemberontakan itu dihancurkan oleh laskar-laskar
Britania Raya dari Singapura.
Brunei memiliki dengan hubungan luar negeri
terutama dengan negara negara ASEAN dan negara negara lain serta ikut serta
sebagai anggota PBB. Kesultanan ini juga terlibat konflik Kepulauan Spratly
yang melibatkan hampir semua negara ASEAN (kecuali Indonesia, Kamboja, Laos dan
Myanmar), RRC dan Republik Cina. Selain itu terlibat konflik perbatasan laut
dengan Malaysia terutama masalah daerah yang menghasilkan minyak dan gas bumi.
Brunei menuntut wilayah di Sarawak, seperti Limbang. Banyak pulau kecil yang
terletak di antara Brunei dan Labuan, termasuk Pulau Kuraman, telah dipertikaikan
oleh Brunei dan Malaysia. Bagaimanapun, pulau-pulau ini diakui sebagai
sebagian Malaysia di tingkat internasional.
5.
Yudikatif Brunei
Darussalam
Brunei memiliki sistem hukum ganda. Yang
pertama adalah sistem yang diwarisi dari Inggris, mirip dengan yang ditemukan
di India, Malaysia dan Singapura. Hal ini didasarkan pada Common Law Inggris, tapi dengan kodifikasi
suatu bagian penting dari itu. The Common Law sistem hukum yang mencakup
sebagian besar hukum di Brunei.
Struktur Common Law Courts di Brunei dimulai dengan kehakiman.
Saat ini ada kurang dari 10 Magistrates untuk negara, yang semuanya penduduk
lokal. Sebuah anak tangga di atas adalah hakim Pengadilan Intermediate. Ini
didirikan untuk menjadi tempat pelatihan bagi para lokal. Saat ini ada 2 hakim
Pengadilan Menengah, keduanya warga setempat. Pengadilan Tinggi saat ini
terdiri dari 3 hakim, 2 di antaranya adalah penduduk setempat. Ketua Mahkamah
Agung adalah hakim dari Pengadilan Tinggi Hongkong. Tidak ada sistem juri di
Brunei dan seorang Hakim atau Hakim duduk sendirian untuk mendengar kasus
hukuman mati kecuali untuk kasus-kasus dimana 2 Hakim Pengadilan Tinggi akan
duduk. Pengadilan Tinggi terdiri dari 3 hakim, yang semuanya saat ini pensiun
Hakim Inggris. Pengadilan Banding duduk dua kali setahun selama sebulan setiap
kali. Banding kepada Dewan Penasihat dalam kasus pidana tidak lagi tersedia,
sementara masih mempertahankan hak yang sangat terbatas banding kepada Dewan
Penasihat dalam kasus perdata.
Sistem lain Keadilan di Brunei adalah
Pengadilan Syari'ah. Ini membahas terutama di Muslim perceraian dan hal-hal
pendukung untuk seorang Muslim perceraian dalam yurisdiksi sipil dan dalam
pelanggaran dari khalwat (dekat) dan 'zina (seks ilegal) di kalangan Muslim.
Pengadilan Syariah struktur ini mirip dengan
struktur Pengadilan Common Law, kecuali yang telah ada antara pengadilan dan
bahwa Pengadilan Tinggi adalah pengadilan terakhir untuk mengajukan banding.Semua hakim dan
hakim baik dalam Common Law Courts dan Pengadilan Syari'ah diangkat oleh
Pemerintah. Semua hakim lokal dan hakim diangkat dari pegawai negeri dengan
tidak ada sejauh ini diangkat dari praktik swasta.
Ada lima tingkat pengadilan dengan jalan terakhir yang tersedia
melalui Dewan Penasihat di London. Dimulai dengan pengadilan tingkat pertama,
ada pengadilan Kathis yang menangani masalah-masalah keluarga seperti
perkawinan dan perceraian dengan menerapkan hukum Islam (Syariah). Pengadilan
yang lebih rendah disebut sultan pengadilan, dipimpin oleh hakim, mendengar
kasus-kasus biasa lainnya yang melibatkan perselisihan kecil. Kasus seperti ini
dapat memohon kepada Pengadilan Tinggi, pengadilan dari yurisdiksi yang asli
tak terbatas baik dalam hal perdata dan pidana. Pengadilan Tinggi dipimpin oleh
seorang kepala keadilan dan hakim yang ditunjuk oleh sultan. Keputusan
Pengadilan Tinggi dapat dibawa ke Pengadilan Tinggi, dipimpin oleh presiden dan
dua komisaris diangkat oleh Sultan. Pada tahun 1995, hak untuk mengajukan
banding kepada Dewan Penasihat di London telah dihentikan dalam kasus
pidana.Recourse akhir ini masih tersedia hanya untuk kasus perdata.
Pada Mei 2002, Departemen Kehakiman Negara
didirikan di Brunei, yang bertanggung jawab atas administrasi masalah-masalah
peradilan Brunei. Ketentuan tertentu konstitusi tahun 1959 telah ditangguhkan
di bawah keadaan darurat sejak tahun 1962.
Assalamualaikum wr.wb,
BalasHapussaya IBU ZALMA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada AKI KOMO atas bantuan AKI.
kini impian saya selama ini sudah jadi kenyataan dan berkat bantuan AKI KOMO pula yang telah memberikan
angka ritual kepada saya yaitu 4 angka dan alhamdulillah itu benar2 terbukti tembus. sekali lagi makasih ya AKI karna
waktu itu saya cuma bermodalkan uang pemasangan 500 ribu dan akhirnya saya menang. Berkat angka GAIB hasil ritual AKI KOMO
saya sudah bisa buka usaha kecil_cecilan yaitu BENKEL MOTOR/MOBIL dan TOKO SEMBAKO kini kehidupan keluarga saya jauh lebih baik dari
sebelumnya,bagi anda yg ingin seperti saya bisa merubah hidup anda selama ini jadi lebih baik melalui jalan TOGEL silahkan HUB/SMS AKI KOMO di nomor(((085">319">483">234)))
Anda akan mendapatkan Ramalan angka “super jitu” apabila anda sudah terlebih dahulu : mengirimkan SMS Nama,alamat,pekerjaan,no HP yang bisa dihubungi, serta sudah mengirim mahar untuk pembelian alat ritual sesuai kesepakatan.
Adapun Sedikit Pengganti Biaya Ritual Untuk Mendapatkan Angka Ghoib Dari AKI Yang Anda Harus Kirim Terlebih Dahulu..
Pembayaran biaya ritual untuk mendapatkan angka ramalan bisa di tanyakan langsung Dengan AKI KOMO Untuk Konsultasi lebih lanjut.
http://livesporttoto-damacai.blogspot.com
Ramalan AKI memang memiliki ramalan GAIB” yang dijamin 100% tembus atau silahkan anda buktikan sendiri...!!!
..(`’•.¸(` ‘•. ¸* ¸.•’´)¸.•’´)..
«´ 085_319_483_234 ¨`»
..(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ )..
saya sekeluarga mengucapkan terima kasih banyak yang sekian kalinya kepada KI SAKTI karna nombor togel MAGNUM 4D yang KI SAKTI berikan 4D yaitu…1187….alhamdulillah ternyata tembus lagi ,saya tak tau harus berbuat apa tuk membalas kebaikan KI SAKTI karna beliau sudah banyak membantu kami sekeluarga dengan angka2 ghoibnya dan telah merubah kehidupan saya jauh lebih layak dari pada sebelumnya,berkat KI SAKTI kami sudah punya rumah sendiri dan juga punya usaha sendiri , dan sudah punya tabungan di BANK sudah begitu banyak. Peramal lain yang saya mintai angka jitu tak ada satupun yang tembus malahan saya terlilit hutang yang lumayan cukup banyak,dan Akhirnya saya mendapatkan peramal togel yang asli saya akui kalau KI SAKTI memang peramal jitu dan pantas di ajungkan jempol,jika anda ingin merubah nasib anda dengan angka ghoib yang di jamin 100% jebol,hubungi KI SAKTI di nombor : 082_338_188_733 ,angka yang di berikan KI SAKTI jangan di ragukan lagi soalnya saya sudah membuktikannya sendiri,angka ghoib yang KI SAKTI berikan mulai dari 2d,3d,4d,sio semuanya tembus 100% , sudah 5 kali putaran saya menang Dan tak pernah meleset , dan hanya KI SAKTI yang bisa menjamin 100% kemenangan,sekarang giliran anda membuktikannya sendiri,
BalasHapusBUTUH ANGKA GHOIB HASIL RTUAL KI SAKTI
angka;GHOIB: singapura
angka;GHOIB: hongkong
angka;GHOIB; malaysia
angka;GHOIB; toto magnum
angka”GHOIB; laos…
angka”GHOIB; macau
angka”GHOIB; sidney
angka”GHOIB: vietnam
angka”GHOIB: dubai
angka"GHOIB thailand
angka"GHOIB berunai