Minggu, 10 Mei 2015

MAKALAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Makalah:

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL
KEPRIBADIAN
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian



MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
JURUSAN GEOLOGI PERTAMBANGAN
SMK AL-KHAIRAT BAHODOPI
TAHUN 2015






KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan  sungguh berkat limpahan rahmat-Nya  kami dapat  menyelesaikan  penyusunan  makalah  ini  demi memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Semester 2 Kelas X Jurusan Geologi Pertambangan SMK Al-Khairat Bahodopi.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapakan banyak terimakasih.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga  dengan  segala  kerendahan  hati  kami  mengharapakan  saran  dan  kritik  yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

                                  Labota, 09 Mei 2015
                                  Penyusun



DAFTAR ISI 
                                                                                                                    Halaman
HALAMAN COVER  ....................................................................................          i
KATA PENGANTAR ....................................................................................         ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................         iii
BAB I. PENDAHULUAN
A.     LatarBelakang.............................................................................        1
B.     Rumusan Masalah ......................................................................         2
C.     Tujuan dan Manfaat....................................................................         2

BAB II. PEMBAHASAN
A.     Faktor Keturunan (Heredity) Warisan Biologis .........................          3
B.     Faktor Kebudayaan ...................................................................        5
C.     Faktor Sosial ..............................................................................       9

BAB III. PENUTUP
A.     Kesimpulan ................................................................................      13
B.     Saran ..........................................................................................     14

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya faktor hereditas dan lingkungan. Faktor hereditas yang mempengaruhi kepribadian antara lain : bentuk tubuh, cairan tubuh, dan sifat-sifat yang diturunkan oleh orang tua. Adapun faktor lingkungan antara lain : lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Disamping itu, meskipun kepribadian seseorang itu relatikonstan., kenyataannya sering ditemukan perubahan kepribadian. Perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh fakor penggangguan fisik dan lingkungan.
Keluarga dipandang sebagai penentu utama penbentukan kepribadian anak. Alasannya adalah (1) keluarga adalah kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, (2) anak hanya menghabiskan waktunya hanya di lingkungan keluarga, dan (3) para anggota keluarga merupakan “ signifiakan people”  bagi penbentukan kepribadian anak.
Di samping itu, keluarga juga dipandang sebagai lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan insan, terutama bagi pengembangan ras manusia. Melalui perlakuan dan perawatan yang baik dari orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik-biologis, maupun kebutuhan sosio-psikologisnya. Apalagi anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, maka anak cenderung berkembang menjadi seorang pribadi yang sehat.
Perlakuan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan yang diberikan kepada anak, baik nilai agama maupun sosial budaya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak untuk menjadi pribadi dan menjadi masyarakat yang sehat dan produktif.
B.     Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu Fakto-Faktor Apa Saja Yang Mempengahuri Dalam Pembentukan Kepribadian?
C.    Tujuan dan Manfaat
1.      Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan kepribadian.
2.      Manfaat
1.      Sebagai sumber bacaan dan tambahan bagi semua pihak yang ingin mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pembentukan Kepribadian.
2.      Sebagai bahan perbandingan dengan makalah lain yang mengangkat masalah yang sama.


BAB II
PEMBAHASAN
Purwanto, Ngalim (2006). mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian itu dibagi dalam 3 faktor yaitu Faktor biologis, Faktor sosial dan Faktor kebudayaan. 
A.    Faktor Keturunan (heredity) Warisan Biologis
Faktor biologis yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau sering kali disebut faktor fisiologi. Dewasa ini ada kedua psikologi Sosial (dengan huruf S besar). Ini menunjukkan dua pendekatan dalam psikologi , sosial: ada yang menekankan faktor-faktor psikologis dan ada yang menekankan faktor-faktor sosial; atau dengan istilah lain: faktor-faktor yang timbul dari dalam diri individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar diri individu (faktor environmental). Manakah di antara dua pendapat ini yang benar dengan menggunakan istilah Edward E. Sampson (1976) antara perspektif yang berpusat pada personal (person-centered perspective) dengan perspektif yang berpusat pada situasi (situation-centered perspective). Seperti juga konsepsi tentang manusia, yang benar tampaknya interaksi di antara keduanya. Karena itu, kita akan membahasnya satu per satu, dimulai dengan perspektif yang berpusat pada personal.
Perspektif yang berpusat pada personal mempertanyakan factor-faktor internal apakah, baik berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem, kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar ada dua faktor: faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.
Faktor Biologis Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang lainnya. Ia lapar kalau tidak makan selama dua puluh jam, kucing pun demikian. Ia memerlukan lawan jenis untuk kegiatan reproduktifnya, begitu pula monyet ia melarikan diri kalau melihat musuh yang menakutkan. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya, dapat diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Begitu besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, moral, berasal dari struktur biologinya. Aliran ini menyebut dirinya sebagai aliran sosiobiologi (Wilson, 1975).
Ada beberapa peneliti yang menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap perilaku manunusia. Tahun 1950 Keys dan rekan-rekannya menyelidiki pengaruh rasa lapar, Selama 6 bulan, 32 subjek bersedia menjalani eksperimen setengah lapar. Selama eksperimen terjadi perubahan kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak bisa konsentrasi. Pada akhir minggu ke-25, makanan mendominasi pikiran, percakapan, dan mimpi. Laki-laki lebih senang menempelkan gambar coklat dari pada gambar wanita cantik. Kekurangan tidur juga telah dibuktikan rneningkatkan sifat mudah tersinggung dan tugas-tugas yang kompleks atau memecahkan persoalan. Kebutuhan.akan rasa aman, menghindari rasa sakit, dapat menghambat kebutuhan-kebutuhan lainnya. Walaupun demikian, Manusia bukan sekadar makhluk biologis. Kalau sekadar makhluk bialogis, ia tidak berbeda dengan binatang yang lain.
Kura-kura Galapagos yang hidup sejak sekian ribu tahun yang lalu bertingkah laku yang sama sekarang ini. Tetapi, perilaku orang Jawa di zaman Diponegoro.sudah jauh berbeda dengan perilaku mereka di zaman Suharto. Menurut Marvin Harris, antropolog terkenal dari University of Florida, agak sukar kita menjelaskan perubahan kultural ini pada sebab-sebab biologis (Rensberger, Dialogue, 1/1984:38). Ini hanya dapat dijelaskan dengan melihat komponen-komponen lain dari manusia, yakni faktor-faktor sosiopsikologis.
nilai.
B.     Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing anak/orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana anak itu dibesarkan. Seorang anak Indonesia misalnya, jika sejak kecil dibawa ke London dan dibesarkan serta dipelihara oleh orang Inggris dengan kebudayaan Inggris, jangan diharap bahwa keperibadian anak itu akan sama atau mirip dengan kepribadian orang-orang Indonesia lainya. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian sangat erat pengaruhnya, kepribadiaan seseorang tidak dapat diukur atau dinilai, tanpa menyelidiki latar belakang kebudayannya.
Beberapa aspek kebudayaan yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian, Yaitu:
1.      Nilai-nilai (Values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Mentaati dan mematuhi nilai-nilai hidup di dalam kebudayaan itu menjadi idaman dan kewajiban bagi setiap anggota masyarakat kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
Nilai-nilai hidup yang berlaku dalam masyarakat sangat erat hubungannya dengan kepercayaan, agama, adat istiadat, kebiasaan dan tradisi yang dianut oleh masyarakat itu. Disamping itu, lingkungan masyarakat itu sendiri seperti masyarakat desa, masyarakat kota, kota besar, pulau-pulau terpencil, dan sebagainya, tidak dapat kita abaikan. 
2.      Adat dan Tradisi
Di setiap daerah terdapat adat dan tradisi yang berlainan. Dalam hal perkawinan, bagaimana hubungan bujang dan gadis di waktu remaja, bagaimana cara-cara melamar, cara menentukan/memilih hari pernikahan, upacara-upacara pesta mempertemukan pengantin dan sebagianya; hampir setiap daerah mempunyai ciri-ciri khas masing-masing. Demikian juga dalam hal upacara-upacara adat dan kepercayaan lainnya. Seperti kita ketahui, adat Minangkabau berlainan dengan adat Batak, meskipun letak daerahnya tidak begitu berjauhan. Tradisi hidup di Jawa Tengah tidak sama dengan tradisi yang berlaku di Aceh misalnya. Adat dan tradisi yang berlaku di suatu daerah, disamping menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku manusia-manusianya.
3.      Pengetahuan dan Ketrampilan
Pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat mempengaruhi sikap dan tindakannya. Tiap orang memiliki pengetahuan yang barlain-lainan, dari pengetahuan yang sangat elementer sampai kepada yang tinggi dan luas. Juga jenis pengetahuan yang dimilikinya berlainan pula. yang seorang ahli dalam ekonomi, yang lain ahli dalam ilmu kedokteran, yang lian lagi mahir dalam ilmu pertanian, dan sebagainya. Demikian pula kecakapan dan ketrampilan seseorang membuat atau mengerjakan sesuatu adalah merupakan bagian dari kebudayaan. Ada orang yang pandai dalam membuat hasil-hasil pekerjaan tangan tertentu, ada yang pandai berpidato, cakap mengendarai kuda , pandai membuat kapal terbang, pandai mengajar dan sebagainya. Tinggi rendahnya pengetahuan dan ketrampilan seseorang atau suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara kehidupan manusia-manusianya.
4.      Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas, bahasa merupakan juga salah satu faktor yang turut menentukan ciri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu. Pertama, kita mengetahui bahwa bahasa itu merupakan alat komunikasi antara individu yang sangat penting. Kedua, bahasa adalah alat berpikir bagi manuasia. Dengan demikian maka jelas, bagaimana sikap dan cara-cara kita bertindak dan bereaksi terhadap orang-orang lain, bagaimana pergaulan kita dengan mareka, pendeknya bagaimana cara-cara kita hidup bermasyarakat,sebagian besar dipengaruhi oleh bahasa yang kita miliki dan oleh bahasa yang berlaku dalam masyarakat itu. 
Kata-kata seperti. “Bahasa mencerminkan kepribadian bangsa””, adalah banyak mengandung kebenaran yang dapat kita terima. Disetiap daerah di dunia ini, bahasa berkembang sejajar dengan perkembangan kebudayaan masyarakatnya. Demikianlah bahasa merupakan fakror kebudayaan yang sangat penting, dan turut mempengaruhi dan bahkan menentukan kepribadian seseorang
5.      Milik kebendaaan (material possessions)
Milik yang berupa benda-benda yang dipunyai serta dipergunakan oleh manusia, termasuk juga ke dalam kebudayaan “When we speakl of cultural, we refer to the principal ways of behaving, the values, and the material possessions of a people.” Demikian dikatakan oleh Sartain.
Demikian juga alat-alat transportasi (dari gerobak sampai kepada kapal terbang), alat alat komunikasi (dari alat yang sederhana sampai kepada telepon,radio dan televisi, Hand Phone), dan macam-macam produksi dari hasil kerja tangan sampai kepada hasil-hasil pabrik dengan mesin-mesin modern, semua termasuk kedalam pengertian kebudayaan. Milik kebendaan lain yang termasuk juga kedalam kebudayaan ialah milik yang berupa/berbentuk kekayaan dan kemakmuran.
Makin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa makin maju dan modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu.
C.    Faktor Sosial (social environment)
Yang dimaksud dengan faktor sosial ialah masyarakat; yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang mempengaruhi individu yang bersangkutan. Faktor-faktor Sosiopsikologis adalah proses sosial dimana ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengarahi perilakunya, hal ini dapat kita mengklasifikasinya ke dalam tiga kamponen yaitu komponen afektif, komponen kognitif, dan kornponen konatif. Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis. Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Motif Sosiogenesis yaitu sering juga disebut motif sekufider sebagai lawan motif primer (motif biologis), sebetulnya bukan motif anak bawang. Tetapi peranannya dalam membentuk perilaku sosial sangat menentukan
Secara singkat, motif-motif sosiogenesis dapat disebutkan sebagai berikut:
a.       Motif ingin tahu, mengerti, menata dan menduga. Setiap orang berusaha mengerti (memahami) arti dari dunianya. Kita memerlukan kerangka rujukan (frame of freference) untuk mengevaluasi situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesui.
b.      Motif kompetensi, setiap orang ingin membuktikan bahwaia mampu mengatasi persoalan apapun. Perasaan mampu amat bergantung pada perkembangan intelektual, sosial, dan emosional.
c.       Motif cinta Sanggup mencintai dan dicintai adalah hal esensial bagi pertumbuhan kepribadian. Orang ingin diterima di dalam kelompoknya sebagai anggota sukarela dan bukan yang sukar rela.
d.      Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari indentitas. Erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan untuk menunjukkan eksistensi di dunia. Kita ingin kehadiran kita bukan saja dianggap bilangan, tetapi juga diperhitungkan. Karena itu, bersamaan dengan kebutuhan akan harga diri, orang mencari identitas dirinya. Hilangnya identitas diri akan menimbulkan perilaku yang patologis (penyakit): impulsif, gelisah, mudah terpengaruh, dan sebagainya.
e.       Kebutuhan akan nilai, dambaan dan makna kehidupan. Dalam menghadapi gejolak kehidupan, manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan atau memberikan makna pada kehidupannya. Termasuk ke dalam motif ini ialah motifmotif keagamaan. Bila manusia kehilangan nilai, tidak tahu apa tujuan hidup sebenarnya, ia tidak memiliki kepastian untuk bertindak. Dengan demikian, ia akan lekas putus asa dan kehilangan pegangan.
f.       Kebutuhan akan pemenuhan diri. Kita bukan saja ingin mempertahankan kehidupan, kita juga ingin meningkatkan kualitas kehidupan kita; ingin memenuhi potensi-potensi kita. Dengan ucapan Maslow sendiri. What a man can be, he must Kebutuhan akan pemenuhan diri dilakukan melalui berbagai bentuk: (1) mengembangkan dan menggunakan potensi-potensi kita dengan cara yang kreatif konstruktif, misalnya dengan seni, musik, sains, atau hal-hal yang mendorong ungkapan diri yang kreatif; (2) memperkaya kualitas. kehidupan dengan memperluas rentangan dan kualitas pengalaman serta pemuasan, misalnya dengan jalan darmawisata; (3) membentuk hubungan yang hangat dan berarti dengan orang-orang lain di sekitar kita; (4) berusaha manusia , menjadi persona yang kita dambakan (Coleman, 1976:105).
Sejak dilahirkan, anak telah bergaul dengan orang-orang di sekitarnya. Pertama - tama dengan keluarganya - terutama ibu dan ayah - kemudian dengan anggota keluarga lainnya, seperti kakak, adik, dan pembantu rumah tangga. Dalam perkembangan anak pada masa bayi dan kanak-kanak, peranan keluarga, terutama ibu dan ayah, sangat penting dan manentukan bagi pembentukan kepribadian anak selanjutnya. Demikian pula traidsi, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam keluarga itu. 
Keadaan dan suasana keluarga yang berlain-lainan, memberikan pengaruh yang bermacam-macam pula terhadap perkembangan pribadi anak. Keluarga yang besar ( Banyak anggota keluarganya ) berlainan pengaruhnya dari pada keluarga yang kecil. Keluarga yang lebih berpendidikan lain pula pengaruhnya dengan keluarga yang kurang berpendidikan. Demikian pula halnya dengan keluarga yang kaya dan keluarga yang miskin. 
Yang dimaksud dengan suasana keluarga, ialah bagaimana interrelasi antara anggota-anggota keluarga. Ada keluarga yang selalu diliputi ketentraman dan kemesraan; ada pula keluarga yang selalu diliputi suasana permusuhan, perselihan-perselihan dan kericuhan, sehingga tidak ada keharmonisan. Suasana keluarga seperti itu dipengaruhi puls oleh utuh tidaknya keluarga itu. Keluarga yang masih utuh, masih lengkap adanya ayah dan ibu, lain suasananya dengan keluarga yang ridak utuh. Ketidak utuhan keluarga ada bermacam-macam pula; ayah sudah meninggal, atau ibu sudah meninggal, keluarga dengan seorang ibu tiri atau ayah tiri, dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangn pribadi anak selanjutnya. Hal ini disebab karena :
1.    Pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama-tama
2.    Pengaruh yang diterima anak itu masih terbatas jumlah dari luasnya
3.    Intensitas pengaruh itu tinggi karena berlangsung terus menerus siang dan malam
4.    Umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana aman serta bersifat intim dan bernada emosional.
Makin banyak anggota keluarga ,makin kompleks pula sifat interaksi personal yang diterima anak sebagai anggota keluarga.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Semua para ahli mengakui bahwa perkembangan itu adalah suatu perubahan yaitu perubahan kearah yang lebih maju, lebih dewasa dan Kepribadian adalah organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Maka pengertian perkembangan kepribadian adalah terjadinya perubahan organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya kearah lebih maju atau lebih dewasa.
Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian ada 3 faktor ; Pertama, faktor Biologis yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau sering kali disebut asfek fisiologi, seperti; Ia lapar kalau tidak makan selama dua puluh jam, perubahan besar, berat, tinggi, dan lain-lain yang berhubungan dengan biologis/fisiologi. Kedua, faktor sosial yaitu masyarakat; yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang mempengaruhi individu yang bersangkutan. Ketiga, faktor budaya yaitu termasuk di dalamnya tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dalam masyarakat itu yang mempengaruhinya.
B.     Saran
Jika keperibadiannya bagus, maka akan bagus pula tingkah laku yang dimiliki oleh orang tersebut, sehingga ikutilah orang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Siti Wahida. http://siti-wahidah.blogspot.com/2010/05/makalah-pendidikan.html. keurea; 09 Mei 2015

selimut Pagi. http://amamdesign.blogspot.com/2013/04/psikologi-faktor-yang-mempengaruhi.html. Keurea 09 mei 2015.

Pustaka Sekolah. 21 Januari 2015. http://www.pustakasekolah.com/faktor-faktor-pembentuk-kepribadian.html. Keurea 09 Mei 2015.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar